INI BUKAN PROGRAM CURIAN TALKSHOW
Oleh Hanna Humaira
Perempuan
berkebaya itu berjalan melenggak-lenggok di panggung. Ia tidak sedang fashion
show, tapi sedang berjalan ke arah tamu sembari membawa nampan dengan
beberapa gelas teh di tangannya. Maya, asisten rumah tangga di rumah Sule,
selalu tampil cantik, anggun, lugu dan menggemaskan. Perempuan ini menjadi
rebutan Sule, Andre dan Mang Saswi dalam perannya di program acara televisi
“Ini Talkshow”. Program acara yang ditayangan di NET. TV ini mencoba menarik kedekatan
pemirsa dengan konsep rumah tangga yang sederhana.
Hadir
dengan format Talkshow, Ini talkshow senantiasa membuat alur yang berbeda dalam
setiap episodenya. Sule sebagai Host merupakan tuan rumah, sementara Andre
Taulani sebagai co-host bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
bintang tamu, sementara Ujang hadir sebagai koordinator penonton. Selain tokoh
asisten rumah tangga, ada pula tokoh ibu, paman, keponakan, pak RT dan satpam yang
bertugas meramaikan suasana rumah Sule. Program acara ini membahas tentang
isu-isu yang sedang hangat diperbincangan oleh masyarakat. Lagu Teh Asoy Geboy,
Jagung Bakar, Satenya tuh disini, dll merupakan lagu-lagu recycle yang
mampu membawa pemirsa dalam senyum dan tawa. Keluarga ini juga memiliki
beberapa makanan khas yang sering disajikan kepada tamu, yakni Teh Bohay, Teh
Asoy Geboy, Cincau, Yo Bandrek, Cendoloe-cendoloe, dll.
Program
acara yang fenomenal ini ternyata mereplikasi program acara Comedy Night with
Kaphil yang disiarkan di Colour TV India . Konsep yang disampaikan
sama, meskipun ada beberapa tokoh yang ditambahkan. Comedy Night with Kaphil
membahas tentang film-film India
yang akan diterbitkan. Penghargaan Best Comedy Show, Most Entertaining
Comedy Show, Entertainer of the Year, Best Actor dan Best Serial
sudah didapatkannya pada tahun kedua penayangan. Program ini dibuat satu tahun
sebelum program acara Ini Talkshow disiarkan di NET, yakni pada 22 Juni 2013.
Pada
situs wikiepedia, dijelaskan bahwa program Ini Talkshow sudah mendapatkan ijin
dari Comedy Night with Kaphil untuk mereplikasi. Namun belum jelas bagaimana
bentuk perijinan yang disampaikan. Perijinan replikasi ini jelas berbeda dengan
perijinan franchise/waralaba TV show seperti yang dilakukan oleh Idol, Running
Man, Master Chef, Take Me Out dan program sejenisnya. Franchise TV Show
menciptakan adaptasi program televisi dengan konsep dan nama yang sama.
Program-program ini dibedakan dengan membubuhkan nama Negara tempat pembuatan program,
seperti Indonesian Idol dan American Idol, dll. Sementara itu, replikasi TV
Show merupakan usaha menciptakan kembali program acara yang memiliki konsep
yang sama namun dengan nama yang berbeda dengan program aslinya.
Rating dan share yang dihasilkan oleh
program franchise maupun replikasi mendapatkan kedudukan yang cukup
tinggi di tanah air. Contohnya Indonesian Idol, hingga putaran ke-8 masih saja digemari
oleh pemirsa. Begitu pula program Ini Talkshow. Comedy Night with Kaphil saja
sukses mendulang rating yang tinggi, tentu saja Ini Talkshow mampu meraih
kesuksesan yang sama dalam waktu yang singkat. Pendapat seperti ini menjadi
acuan bagi banyak stasiun televisi. Tercermin dari banyaknya program acara tertentu
yang muncul pasca suksesnya program acara sejenis. Misalnya kesuksesan program Akademi
Fantasi Indosiar (AFI) dalam menarik perhatian pemirsa, memancing RCTI untuk
memunculkan Indonesian Idol. Selain itu TPI (sekarang MNCTV) ikut-ikutan pula menciptakan
Kontes Dangdut Indonesia (KDI).
Trending
topic diciptakan oleh
media. Isu-isu yang sukses dibahas dalam pemberitaan media tertentu dapat pula
menjadi kesuksesan bagi media lain yang ikut-ikutan membahasnya. Latah isu
katanya. Pengisi acara di beberapa stasiun televisi juga terjadi kelatahan.
Raffi Ahmad dan Olga Syahputra menjadi host yang paling laris dengan menjadi
pengisi acara pada tayangan yang ngehits di tiga stasiun TV yang berbeda
yakni RCTI, ANTV, dan Trans TV. Latah konten program juga terjadi. Ketika Yuk
Kita Sahur sukses dengan Joget Tsesarnya, program acara lain ikut-ikutan
membuat jogetannya sendiri. Mulai dari program Pesbukers, Dasyat, Inbox dan
seterusnya hingga D’Terong Show yang masih nghits walaupun Yuk Kita
Sahur sudah dihentikan kepenyiarannya. Hal ini merupakan sebuah kelatahan yang
berkelanjutan.
Terjadi
pergeseran karakteristik (brand) program acara, bahkan brand
stasiun televisi ketika latah ini tidak dihentikan. Program acara musik Dasyat,
berubah menjadi variety show yang pada akhirnya mampu merangkul unsur-unsur
komedi, tari, gameshow, dll. Kasus lain terjadi di ANTV. Terjadi
pergeseran brand, ketika dahulu ANTV menjadi media partner piala
dunia dan sekarang menjadi stasiun TV yang menyiarkan banyak program Bollywood.
Terjadi pergeseran antara stasiun TV yang dianggap sporty, menjadi
stasiun TV yang dianggap feminine.
“Televisi
masa kini”. Tagline yang digunakan oleh NET. mencerminkan brand
yang dimilikinya. Sebagai stasiun TV masa kini, secara konten, tayangan NET.
berbeda dengan tayangan televisi yang sudah ada. Sesuai semangatnya, tayangan
berita NET. wajib menghibur, dan sebaliknya, tayangan hiburan NET. harus
mengandung fakta, bukan rumor atau gosip. Namun perbedaan konten tayangan yang
dimaksud tidak menentukan ketidakmungkinan NET. untuk mereplikasi tayangan yang
sudah ada baik dari stasiun TV lain yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Replikasi
program acara dipandang sebagai tindakan kurang kreatif ataukah justru sangat inovatif
? Replikasi dapat dipandang sebagai sebuah kegiatan plagiasi. Dalam hal ini
tentu saja menimbulkan kesan tidak kreatif. Namun tidak semua program acara
televisi, baik yang mengadaptasi maupun mereplikasi mendapatkan respon baik
dari pemirsa. Sehingga dalam replikasi perlu memberikan perubahan-perubahan konten
yang disesuaikan dengan format acara, brand stasiun televisi dan budaya
masyarakat yang ada. Oleh karena itu replikasi dapat dianggap sebagai kegiatan
inovasi yang luar biasa dari creator-creator acara televisi.
Amati
– Tiru – Modifikasi (ATM) merupakan strategi handal yang diterapkan oleh banyak
pebisnis dunia. Media adalah bisnis. Konten yang disampaikan oleh media harus
sesuai dengan kebutuhan pemirsa. Media baru dapat menganalisa program-program
yang sukses di Negara maupun di stasiun tv lain baik dari segi konten, SDM, dan
penyiarannya. Setelah menganalisa, media harus mampu menentukan perbedaan yang
menonjol. Meniru bukan berarti menjiplak, jadi harus ada yang berbeda.
Inovasinya harus dilakukan terus menerus dan secara konsisten, sehingga ketika
program lain berguguran, program yang diciptakan mampu bertahan di tengah
masyarakat. Namun harus diingat bahwa inovasi yang dilakukan tidak lantas
mengubah karakteristik program maupun stasiun televisi yang sudah dimiliki.
Sejatinya
sebuah karya tidak hadir dari yang murni tiada menjadi ada. Menurut Pablo Picasso,
“Semua karya seni adalah curian.”
Kreativitas lahir dari inovasi. Program acara
televisi baru hadir dengan inovasi-inovasi tertentu dari program-program
sejenis. Program acara televisi dapat pula dikembangan dari program acara radio
yang hanya menggunakan audio lalu diinovasi menjadi audio visual. Misalnya
program acara The Comment yang awalnya disiarkan oleh Danang dan Darto di Radio
Prambors dengan judul The Dandees. Percampuran dari sebuah genre dengan genre
lain akan terus berkembang di dunia pertelevisian sehingga menghasilkan
genre-genre baru.
Program
Ini Talkshow menjadi salah satu program replikasi yang mencampurkan antara
talkshow dengan komedi. Komedi yang diolah tidak hanya menarik tawa namun juga
perasaan senang saat menyanyikan lagu-lagu atau menarikan tarian khas teh asoy
geboy. Keberadaan keluarga Sule menjadi gambaran bahwa sebuah drama yang pasti
memiliki alur mampu menggugah suasana talkshow. Ini Talkshow memang replikasi,
tapi acara yang disiarkan secara multiplatform ini memasukkan
cerita-cerita khas yang tidak dimiliki Comedy Night with Kaphil, seperti
permintaan agar pemirsa tetap stay tune acara yang menggunakan bahasa
daerah, peraturan sanksi 5000 rupiah ketika pengisi acara mencela orang lain, surprise-surprise,
dsb.
Comments
Post a Comment
comment here...